Kemarau Panjang, Makam Kampung Apung Kapuk Teko Muncul Kembali! Banyak yang Sudah Rusak
--
Karena makam terendam oleh air, mereka biasanya hanya bisa menaburkan bunga di permukaan air sambil berdoa. Siti menjelaskan bahwa air yang merendam kawasan ini awalnya disebabkan oleh banjir dan oleh penutupan aliran air ke sungai akibat pembangunan pabrik.
"Air dari mana-mana masuk ke sini, enggak bisa keluar. Kalau dulu, masuk bisa keluar bebas ke sana belum ada pabrik," ujar dia.
"Iya musim hujan kerendam, ini juga masuk ke rumah kalau air meluap," imbuh Siti.
Ketika air memasuki rumahnya selama banjir, ia harus menggunakan kasur tingkat agar dirinya dan keluarganya bisa tidur meskipun permukiman terkena banjir. Di sisi lain, meskipun air di Kampung Apung tidak sesuai untuk digunakan, beberapa warga sering memanfaatkannya untuk mencuci pakaian.
"Kami mencuci saja di situ. Airnya bening, tetapi buat masak biasanya beli dua jeriken Rp 6.000. Untuk mandi dari pompa air, tancap bor," ucap dia.