BAGIAN 1: Dusun Keramat Riak Kisah Legendaris dari Rakyat Bengkulu, Asal Usul Riak Bakau!
--
OTONITY.com - Kisah Dusun Keramat Riak, yang merupakan legenda rakyat Bengkulu, diambil dari buku "Cerita Rakyat Daerah Bengkulu" yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1982, seperti yang dilansri dari Nusantara62.
Ada satu dusun, hingga saat ini masih dikenal dengan namanya Keramat Riak. Dusun ini terletak di bagian arah selatan kota Bengkulu, tidak jauh dari pantai Samudera Indonesia. Pada mulanya dusun ini dikenal orang dengan nama Riak Bakau.
Mengapa dinamakan Riak Bakau, konon pada waktu itu yang menjadi raja ada seorang yang amat gagah berani bernama Riak Bakau.
Di tengah-tengah dusun ini didirikan sebuah peseban atau balai sebagai tempat untuk mengadakan persidangan dan rapatrapat penting.
Peseban ini dijaga oleh para hulu balang-hulu balang kerajaan Riak Bakau.Pada suatu hari dusun ini didatangi oleh seorang tua yang membawa sebuah tongkat dan Sebuah jala pemberatnya terbuat daripada emas. Lalu orang tua itu mampir ke peseban.
Baca juga: Fakta Unik Semangka yang Jadi Bahan Makanan Favorit di Gaza Hingga Simbolisme Bendera Palestina
Baca juga: Sejarah dan Asal Usul Keffiyeh, Scarf Palestina yang Jadi Simbol Solidaritas dan Perlawanan
Melihat orang tua yang tak dikenal ini, para hulu balang bertanya padanya sambil berkata, "Wahai orang tua, dari manakah engkau? Alangkah hebatnya jala rantai emas ini."
Jawab orang tua itu "Aku datang dari jauh, akan datang menemui anak cucuku. Jala ini sebagai alat untuk mencari nafkah. Dan saya ingin menumpang bersembahyang di tempat ini."
Para hulu balang mempersilahkan orang tua ini bersembahyang, dengan maksud agar mereka lebih mudah untuk mencuri jalanya.
Ketika orang tua itu sembahyang, para hulubalang tadi mulai menjalankan niatnya. Anehnya, sewaktu jala itu akan diangkat, tidak terangkat oleh siapa pun juga. Berkali-kali diulangi untuk mengangkat jala itu, namun tak ada hasilnya.
Orang tua itu terus melakukan ibadahnya. Karena keadaan demikian maka hulubalang segera memberitahukan pada Riak Bakau, lalu menceritakan tentang jala tersebut. Tak lama kemudian datanglah Riak Bakau ke peseban untuk berunding agar orang tua itu mau menyerahkan jala rantai mas itu padanya.
Akan tetapi dalam perundingan ini orang tua tadi tidak mau menyerahkan jalanya, lalu berkata, "Saya tidak bisa menyerahkan tongkat dan jala ini, karena tongkat ini adalah sebagai senjata dalam perjalanan dan jala ini untuk alat mencari nafkah hidupku!' Mendengar putusan itu Riak Bakau panas hatinya dan naik, lalu ia mengajak orang tua itu mengadakan perjudian adu ayam.