Tuesday 17th of September 2024
×

Asal-usul dan Sejarah Nama Asahan, Sebuah Kabupaten di Sumut yang Merupakan Surga Dunia Tersembunyi

Asal-usul dan Sejarah Nama Asahan, Sebuah Kabupaten di Sumut yang Merupakan Surga Dunia Tersembunyi

--

Melalui perjalanan itu, rombongan Sultan Iskandar Muda berhenti istirahat di suatu daerah di hulu sungai, yang selanjutnya dinamai Asahan.

Rombongannya lalu melanjutkan perjalanan ke suatu tanjung, tempat sungai Asahan dan sungai Silau bertemu. Di sana mereka bertemu dengan Raja Simargolang.


Di sini sosok Sultan Iskandar Muda membangun sebuah pelataran yang digunakan sebagai balai untuk berbagai keperluan. Hingga akhirnya tempat tersebut berkembang menjadi sebuah perkampungan.

Perkembangannya yang pesat sebagai pusat pertemuan perdagangan antara Aceh dan Malaka. Membuat wilayah tersebut dikenal dengan sebutan "Tanjung Balai."

Baca juga: Asal-usul Buah Semangka Sebagai Simbol Solidaritas Palestina, Bermula Pada Tahun 1967

Baca juga: Mitos Pesugihan Gunung Lawu di Malang Dibantah Warga, Orang Berdatangan Hanya untuk Ziarah!

Baca juga: Bikin Merinding! Mengungkap Asal Usul Pesugihan Gunung Lawu di Malang, Banyak Kuburan Dibangun untuk Ziarah

Asahan di Masa Kerajaan

Melalui pernikahan Sultan Iskandar Muda dengan seorang puteri Raja Simargolang, lahir seorang putra yang diberi nama Abdul Jalil. Sosoknya menjadi pendiri Kesultanan Asahan dengan gelar Sultan Asahan I. Sejak saat itu Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai pada tahun 1630. Hal itu berlangsung sejak Sultan Asahan I dilantik hingga Sultan Asahan XI.

Pemerintahan di daerah Asahan dijalankan oleh datuk-datuk di Wilayah Batu Bara. Hingga ada kemungkinan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.

Asahan di Masa Penjajahan

Mengutip sejarah pada 22 September 1865, Belanda berhasil mengambil alih Kesultanan Asahan. Hal ini membuat kesultanan dipegang oleh Belanda. Yang mana kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dijalankan oleh seorang Kontroler.

Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-Datuk di wilayah Batu Bara tetap diakui oleh Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana sebelumnya.

Sumber:

UPDATE TERBARU