Review Film The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes : Prekuel Hunger Games yang Menarik Bagi Penggemar Franchise
--
OTONITY.com - Romeo dan Juliet beserta banyak pasangan kekasih fiktif lain yang berasal dari dua kubu berlawanan, telah membuktikan betapa kekuatan cinta bisa meruntuhkan perbedaan. Tapi jika keburukan dalam dunia tempat dua sejoli memadu kasih sudah mengakar terlampau kuat, masih mampukah cinta meluluhkannya?
The Ballad of Songbirds & Snakes yang mengadaptasi novel berjudul sama karya Suzanne Collins menunjukkan bahwa cinta mempunyai batasan. Butuh lebih dari sebatas cinta guna menghalangi transformasi remaja baik hati menjadi penguasa kejam.
Coriolanus Snow (Tom Blyth) yang berusia 18 tahun — calon presiden Panem, yang akhirnya menjadi penyiksa Katniss Everdeen — memulai plot cerita “The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes”.
Prekuel yang berjalan lambat oleh sutradara kembali franchise tersebut, Francis Lawrence, memutar ulang enam setengah dekade kehidupan sang lalim (dimainkan di film-film lain oleh Donald Sutherland) untuk menemukan Snow muda yang bermain-main dengan Hunger Games ke-10, sebuah pembantaian yang tidak biasa.
Dipandu oleh ahli cuaca (Jason Schwartzman), (Katniss akan menderita yang ke-74.). Hanya desainernya (Viola Davis) yang melihat potensi dalam mengembangkan Grand Guignol.