Thursday 19th of September 2024
×

Desa di Pelosok Tulungagung ini Terkenal Elit, Pendapatan Warga Sekitar Makin Meroket Karena Hal ini

Desa di Pelosok Tulungagung ini Terkenal Elit, Pendapatan Warga Sekitar Makin Meroket Karena Hal ini

--

Tak sedikit warga yang memperjuangkan isi perutnya dengan menjadi buruh tani. Beberapa di antaranya bercocok tanam di hutan, yang proses budidayanya bergantung sepenuhnya pada air hujan. Untuk mencari nafkah, warga juga bekerja sebagai kuli tambang. Karena alam desa tidak menawarkan banyak pilihan.

Kala itu, singkong atau masyarakat setempat menyebutnya singkong, menjadi makanan idola. Memasak singkong sebagai pengganti nasi menjadi pemandangan umum di sana. Maklum, butiran beras masih menjadi barang mewah.


“Saat itu masih banyak rumah yang berdinding besar (dinding bambu),” kata Wiyono.

Pada tahun 1995, segalanya perlahan berubah. Jumlah rumah berdinding bambu dan beratap rumbia semakin berkurang. Hidup dalam kemiskinan menjadi candaan pahit sekaligus semangat warga untuk memperbaiki diri. Termotivasi oleh pendapatan yang tinggi, mereka meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh tani dan beralih menjadi buruh migran.

Baca juga: Efek Pembangunan Tol Getaci, Beberapa Desa dan Kabupaten di Bandung Ini Bakal Terkena Pemangkasan Lahan!

Baca juga: Inilah Daftar Nama Desa dan Kabupaten di Bandung yang Akan Dilewati Proyek Pembangunan Tol Getaci, Apa Tempatmu Termasuk?

Baca juga: Ada 106 Desa! Pemekaran Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Sulawesi Mulai Dicanangkan Pemerintah Lokal

“Tujuan pertama adalah Arab Saudi. Mayoritas yang berangkat adalah perempuan (TKW),” jelasnya.

Mulai dari buruh tani hingga pekerja rumah tangga (PRT). Dari tadi merawat tanaman di sawah, giliran dia yang merawat rumah. Pekerjaan PRT menyesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang rata-rata tidak mencapai pendidikan menengah atas. Sedangkan yang laki-laki bekerja sebagai supir jemputan sekolah untuk anak majikannya.

Namun, tidak sedikit pasangan yang bekerja pada majikan yang sama. “Kebanyakan PRT. Banyak juga yang tidak tamat SMA. Intinya cukup bisa baca tulis untuk berangkat,” kata Wiyono.

Sumber:

UPDATE TERBARU