Sunday 24th of November 2024
×

Lah Kok Bisa? 3 Desa Terkaya di Wonogiri ini Dulunya Adalah Desa Termiskin, Sekarang Pemandangan Rumah Mewah Jadi Hal Biasa

Lah Kok Bisa? 3 Desa Terkaya di Wonogiri ini Dulunya Adalah Desa Termiskin, Sekarang Pemandangan Rumah Mewah Jadi Hal Biasa

--

Jadi Tukang Bakso di Perantauan

Tiga desa tetangga yang disebut desa miliarder di Wonogiri disebut Desa Sledong, Kutukan Kulon Kali dan Kutukan Kunci.

Lokasi ketiga desa bertetangga itu berada di Kecamatan Girimarto, Wonogiri, Jawa Tengah.


Sebelumnya, warga ketiga desa ini hidup melarat karena terkucil di lembah pegunungan.

Perekonomian warga ketiga desa ini berubah ketika sebagian warga merantau ke kota.

Mereka merantau ke kota bukan untuk bekerja sebagai buruh, melainkan berjualan bakso.

Bakso Wonogiri sebenarnya sangat terkenal di Indonesia, sehingga mampu meningkatkan taraf ekonomi warga.

Akibatnya, banyak warga lainnya yang memutuskan untuk merantau ke kota besar lainnya.

Mereka biasanya menjual bakso dan menggunakan keuntungannya untuk membangun rumah mewah seperti vila di desa mereka.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya, perekonomian masyarakat di ketiga desa tersebut berubah drastis.

Pasalnya, sebelumnya warga hanya bekerja di kebun dengan keuntungan yang tidak seberapa.

Apalagi ketiga desa ini terletak di lembah dengan akses jalan pegunungan yang tidak beraspal.

Rata-rata setiap desa dihuni oleh 44 kepala keluarga, dan bakso mayoritas dijual di kota-kota besar.

Namun warga tetap tidak melupakan kampung halamannya karena masih memiliki kebun yang produktif.

Baca juga: Jihan Zulfa dan Audi Fachri Disebut Couple Goals Unisba Karena Kompak Lakukan Penipuan Berkedok Arisan, Korbanya Rugi Miliaran!

Baca juga: Ini Identitas Mahasiswi FKH Unair yang Tewas Didalam Mobil Dengan Kepala Terbungkus Plastik, Dikenal Sebagai Sosok Periang

Baca juga: Viral Rumah Batu Patrick di Wonogiri, Kini Malah Jadi Tempat Wisata dan Jadi Sumber Cuan

Sejarah Bakso Wonogiri

Awal mulanya pada tahun 1980-an, seorang pengusaha asal Sukoharjo, Mbah Joyo, mengundang lebih banyak penduduk desa untuk merantau.

"Mereka ikut Mbah Joyo berjualan jamu dan bakso. Mereka disuruh menunggu di cabang Mbah Joyo," ujarnya.

Setelah belajar membuat dan menjual jamu sambil bekerja sama dengan Mbah Joyo, mereka membuka usaha sendiri.

Ketika mereka memulai bisnis mereka, mereka mengundang penduduk desa lainnya untuk bekerja di toko mereka.

“Dari situ banyak warga yang mulai merantau ke berbagai kota di Indonesia. Mereka berjualan jamu dan bakso dan sukses,” ujarnya.

Kesuksesan warga Desa Bubakan terus diwariskan ke generasi berikutnya hingga sekarang.

“Saat ini yang merantau atau melanjutkan usaha keluarga adalah generasi ketiga,” ujarnya.

Ini adalah kisah unik seorang miliarder desa di Wonogiri yang mengubah nasibnya menjadi lebih baik.

Sumber:

UPDATE TERBARU