Link Nonton Film Songs of Kamui (2023) Subtitle Indonesia, Kisahkan Sejarah di Hokkaido dengan Konflik Dibaliknya!
--
OTONITY.com - Kalian penggemar film sejarah tentu tak boleh lewwatkan salah satu film berjudul Songs of Kamui (2023) yang merupakan produksi dari Jepang. Untuk lebih mudahnya, silahkan simak lengkapnya pada ulasan dibawah ini.
Kota Higashikawa di Hokkaido menghasilkan film berjudul 'Songs of Kamui' yang terinspirasi dari budaya Ainu. Tujuan mereka dengan film ini tak hanya untuk mengenalkan budaya asli Hokkaido ke dunia, tapi juga membangun masyarakat yang adil dan bebas dari diskriminasi.
MouLa Hokkaido akan secara bertahap memperkenalkan film ini seiring persiapan peluncurannya pada musim gugur ini. 'Songs of Kamui' menampilkan sejumlah aktor dan aktris terkenal Jepang seperti Yoshida Mizuki, Mochizuki Ayumu, Kato Masaya, Abe Shinnosuke, Shimizu Misa, Amamiya Ryo, dan lainnya.
Film Jepang memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia dan selalu menjadi pilihan tontonan yang diminati dengan berbagai kisah dan genre yang ditawarkan. Bagi para penggemar drakor, tentunya Film ini bisa menjadi opsi yang menarik untuk ditonton.
Baca juga: Cara Mudah Nonton Film Bollywood di Android Tanpa VPN, Bisa Update Film Terbaru Mudah Diakses!
Baca juga: Rekomendasi Aplikasi Nonton Film India Sub Indonesia GRATIS, Ukuran Ringan Mudah Diakses Kapanpun!
Tak heran jika film Jepang selalu berhasil mempertahankan minat penonton dan membuat mereka penasaran dengan kelanjutan cerita yang disajikan. Kalian penggemar film Jepang, tentunya penasaran dengan film yang akan kami bahas kali ini.
Alur Kisah Film Songs of Kamui (2023)
Masyarakat Ainu meyakini adanya keberadaan Tuhan dalam segala hal serta menjalani kehidupan berdampingan dengan alam Hokkaido yang keras tapi berlimpah. Kehidupan dan budaya mereka terguncang oleh kedatangan orang Jepang.
Masa diskriminasi dan penindasan terjadi saat perburuan dan penangkapan ikan salmon, sumber mata pencaharian utama mereka, dilarang. Tanah tempat tinggal mereka dirampas, dan penggunaan bahasa Ainu dilarang. Yukie Chiri, lahir pada tahun 1903, juga tumbuh dalam lingkungan diskriminatif.
Meskipun memiliki prestasi akademis yang baik, mereka dilarang masuk ke sekolah pilihannya karena status Ainu, dan sering kali mendapatkan perlakuan tidak adil dan intimidasi.