Sekolah Sebut Bukan Bullying! Korban Perudungan di SMA Muhammadiyah Bandar Lampung Dibawa ke RSJ
--
"Adik saya Jumat pagi merasakan depresi hingga pukul 02.00 WIB."
"Sejak Jumat adik saya tidak masuk sekolah. Adik saya di-bully sejak beberapa hari yang lalu," tutur CP
"Tanggapan sekolah hanya bilang masih mencari benar dan salahnya. Lalu siswa lainnya dalam satu kelas tutup kuping," tegas CP.
CP juga mengungkapkan bahwa MU pernah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena kejadian ini. MU juga menjalani tes darah untuk mengetahui kondisinya. Keluarga korban memutuskan untuk menuntut secara hukum dan tidak ingin menyelesaikannya secara pribadi.
"Adik saya diminta masuk ke laboratorium. Tapi adik saya kata petugas tidak kenapa-kenapa. Darah adik saya kata petugas RSJ normal," jelas CP.
Sekolah Membantah Perudungan
Meskipun demikian, wali kelas MU membantah adanya tindakan bullying.
Wali kelas, Oktaviani Delasani, dengan tegas membantah bahwa ada tindakan bullying terhadap MU. Menurutnya, MU memiliki kebiasaan berbicara dengan suara desahan dan dekat dengan siswa yang diduga melakukan bullying.
Terkait video yang merekam aksi MU, menurutnya bukanlah tindakan bullying. MU sengaja meminta temannya merekamnya saat ia sedang membuat video berbicara dalam bahasa Korea.
Oktaviani juga mengungkap bahwa laporan mengenai bullying baru diterima saat kakak MU datang ke sekolah. Meskipun begitu, pihak sekolah akan mencari solusi untuk masalah ini.
"Sekolah siap memediasi untuk menyelesaikan masalah itu," kata Oktaviani.
Polisi dari Polresta Bandar Lampung juga sedang menyelidiki kasus ini. Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Dennis Arya Putra, sudah meminta keterangan dari beberapa saksi. Meskipun begitu, belum ada penjelasan detail mengenai hasil penyelidikan tersebut.