Mengenang Tragedi Cirahong Kecelakaan Kereta Api 1955 Tewaskan 33 Penumpang!
--
OTONITY.com - Pada ulasan pembahasan dibawah ini kami akan membagikan informasi terkait dengan kecelaan atau tragedi besar kecelekaan kereta api tahun 1955 yang tewaskan 33 penumpang. Simak informasi lengkapnya dibawah ini yang dilansir dari kompasiana.com.
Ketika mendengar kata Cirahong, yang terlintas di benak kita adalah sebuah jembatan yang unik, yang merupakan satu-satunya jembatan bertingkat di Indonesia. Dek ganda Jembatan Cirahong berfungsi sebagai rel kereta api di bagian atasnya,
sementara di bagian bawahnya dirancang untuk kendaraan roda dua dan empat serta pejalan kaki. Namun, dibalik keunikan jembatan Cirahong, tersimpan kisah kelam tentang kecelakaan kereta api yang merenggut banyak korban jiwa.
Pada tanggal 12 Mei 1955, kereta api ekspres Jogja-Bandung anjlok di jalur Ciamis Manonjaya di dekat pemberhentian Cirahong dan jembatan Cirahong pada pukul 13.00 WIB. Akibat kejadian tersebut, lokomotif terguling dan tiga gerbong keluar dari rel di jembatan Cirahong.
33 orang tewas dan 39 orang lainnya luka-luka, 20 orang luka berat dan 19 orang luka ringan. Para pekerja yang sedang memperbaiki rel segera berhenti ketika mendengar suara kereta yang mendekat, namun terkejut ketika melihat lokomotif terpental,
diikuti gerbong di belakangnya, dan suara benturan yang melengking segera diiringi dengan suara pecahan kaca yang berasal dari jendela kereta. Penumpang di gerbong yang tidak terguling panik dan berhamburan. Kereta tersebut membawa 5 gerbong, satu gerbong bagasi, dua gerbong kelas 3, satu gerbong dapur,
dan satu gerbong kelas 1 - 3. Insiden ini bermula ketika gerbong bagasi terlepas dari sambungannya, jatuh ke rel dan berhenti. Gerbong kelas 3 bernomor CL-9113 yang berada di belakangnya terguling dan tertimpa reruntuhan lokomotif dan gerbong kelas 3. Sementara itu, gerbong kelas 1-2 tidak anjlok dan diderek ke Ciamis.
Baca juga: Link Download Doodstream Kelas Bintang Full No Sensor Gratis, Langsung Tonton Di Sini Auto Nagih
Sebagian besar korban berada di gerbong kelas 3 bernomor CL-9113 yang saat itu mengangkut 100 penumpang. Korban tewas termasuk masinis, dua petugas pemadam kebakaran, seorang mahasiswa dari Jogja dan seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya.
Banyak korban yang terjebak oleh puing-puing kereta, dan banyak juga yang tubuhnya terputus sehingga menyulitkan proses evakuasi.
Polisi dan tentara segera membantu mengevakuasi korban tewas dan luka-luka. Para korban dibawa ke rumah sakit daerah Tasikmalaya dan rumah sakit daerah Ciamis, kemudian ke rumah sakit daerah Garut dan Banjar karena kurangnya ruang di rumah sakit daerah Ciamis.