Travel Diboikot! Begini Kata Wamenlu Korsel Soal Turis Thailand yang Ditolak Masuk Oleh Petugas Imigrasi
--
Wamenlu Korsel Angkat Bicara Soal Turis Thailand yang Ditolak di Imigrasi
Sejumlah netizen Thailand mengaku ditanyai tentang warna hotel mereka dan jumlah pohon di depan akomodasi mereka. Wanita lain yang bekerja sebagai profesor di sebuah universitas di Thailand mengatakan dia telah bepergian ke lebih dari 20 negara tetapi ditolak masuk ke Korea Selatan.
Dilansir dari The Nation, netizen Korea yang bergabung dalam diskusi di X tersebut, mengatakan bahwa warga Thailand merupakan kelompok terbesar pekerja tidak berdokumen di negara mereka, dan menuduh warga Thailand terlibat dalam penjualan dan penggunaan narkoba.
Sejumlah warga Thailand yang mempertanyakan legalitas bisnis "milik Korea" seperti restoran, klub, dan tempat pangkas rambut di Thailand. Hal ini pun memicu perdebatan panas.
Baca juga: Ikatan Kuat Persaudaraan, Link Baca Manhwa Sang Bayi Tiran (Baby Tyrant) Chapter 42 Bahasa Indonesia
Menanggapi ini Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin berjanji untuk menyelidiki masalah ini, sementara Organisasi Pariwisata Korea mengatakan pihaknya berupaya menyelesaikan masalah masuknya wisatawan.
Sebelumnya, pada September lalu, jumlah warga Thailand yang mengunjungi Korea Selatan mencapai 269.347 orang, menjadikannya salah satu dari lima pasar wisata outbound terbesar di Korea Selatan.
Tak ingin tinggal diam Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Korea Selatan (Korsel) Chang Ho-jin angkat bicara soal kabar banyak penolakan terhadap wisatawan asal Thailand yang masuk ke Negeri Ginseng tersebut.
Berdasarkan penuturan Chang Ho-jin, negaranya tidak memiliki kebijakan menolak wisatawan Thailand untuk masuk. Guna membahas persoalan itu, bahkan Ho-jin sampai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Thailand Saran Charoensuwan pekan lalu.
Chang menyesalkan pejabat imigrasi Korsel dinilai memiliki reputasi karena melakukan penolakan terhadap wisatawan asal Thailand. Kedua pejabat berkomitmen untuk menyelesaikan kekhawatiran mereka terkait pariwisata dan pekerja ilegal. Demikianlah yang dapat kami sampaikan!