Viral Mama Gufron yang Mengaku Bisa Video Call Dengan Malaikat, Bikin Air Zam-Zam Hingga Bertemu Para Nabi
--
Pria yang sering ceramah memakai blankon ini lahir pada 25 Desember 1963. Ayahnya bernama H Endang Mustofa dan ibunya Hj Suntari Putri. Iyus Sugiman adalah anak kedua dari pasangan ini.
Baca juga: Panas! Link Video SMK Viral Durasi Full Buka-bukaan Tanpa Sensor, Doodstream Mediafire Lebih Hot!
Baca juga: Link Grup Wa Video Pemersatu Bangsa Terbaru 2024, Belum Penuh! Masih Bisa Join Jadi Anggota
Baca juga: Kumpulan Link Video Pemersatu Bangsa Fresh 2024, Bokeh Museum Kualitas HD Gratis Tinggal Unduh!
Viral Mama Gufron yang Mengaku Bisa Video Call Dengan Malaikat dan Bertemu Para Nabi
Saat ini, Iyus Sugiman memimpin Pondok Pesantren UNIQ Nusantara di Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Selain menjadi pengasuh Ponpes UNIQ, Mama Ghufron juga mengelola delapan pesantren lainnya.
Sebuah sumber menyebut, Iyus Sugiman pernah belajar kepada beberapa ulama, di antaranya Abuya Mama Armin Banten, KH Abdulloh Haq Nur Cianjur, KH Abdul Karim atau Mbah Makarim dari Boyolali, dan KH Shiroj atau Mbah Shiroj Panularan Kertosuro.
Namun, ceramahnya akhir-akhir ini kerap menjadi kontroversi dan viral di media sosial. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun mendorong adanya penyelesaian terkait fenomena Mama Ghufron yang kontroversial.
“Kami terus mengupayakan, terus koordinasi dengan MUI daerah. Kami dari pusat mendorong supaya ini ada penyelesaian. Karena ini sangat menyesatkan masyarakat,” ujar Ketua MUI Bidang Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan, Prof Utang Ranuwijaya dalam siaran persnya, Selasa (9/7/2024) lalu.
Kemunculan Ghufron menurut MUI berpotensi memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan keagamaan. Kehadirannya membuat banyak kontroversi dan narasi yang menyesatkan di berbagai media, terlebih di media sosial.
“Kalau ini tidak ditangani oleh teman-teman daerah, tentu ini akan terus mempengaruhi dunia medsos dan akan memberi pengaruh yang negatif terhadap perkembangan pemahaman keagamaan,” kata Prof Utang.
Menurut Prof Utang, saat ini MUI sedang berupaya membangun koordinasi dengan MUI Kabupaten Malang dan MUI Jawa Timur untuk berkomunikasi dengan pihak terkait agar segera melakukan penyelesaian terhadap masalah tersebut.