Rekomendasi Film Indonesia Buat Ditonton di Hari Pahlawan, Penuh Cerita Patriotik yang Menginspirasi Biar Makin Semangat
--
OTONITY.com - Ada banyak judul-judul film Indonesia yang menarik untuk disaksikan! Simak pembahasan berikut ini yang merangkum mengenai Rekomendasi Film Indonesia Buat Ditonton di Hari Pahlawan, Penuh Cerita Patriotik yang Menginspirasi Biar Makin Semangat ! Buat kamu yang tak mau ketinggalan kisahnya, pastikan simak artikel di bawah ini hingga usai, ya!
Dikarenakan banyaknya pilihan film atau serial, penonton tentu juga mengalami kesulitan dalam pemilihan film yang ingin mereka tonton. Nah, kami akan memberikan beberapa saran film yang cocok mengisi hari pahlawan 10 November nanti biar makin memorable.
Menonton film saat ini memang bisa menjadi pilihan untuk menghabiskan waktu luang. Saat ini sendiri, sudah tersedia berbagai jenis genre drama yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan pribadi.
Beberapa film yang akan kami sampaikan di bawah ini memang sangat populer dan sudah ditunggu-tunggu. Seperti yang sudah kami infokan untuk kamu yang belum nonton langsung saja siapkan tempat nyaman, camilan, dan koneksi internet yang bagus ya buat menyaksikan film-film di bawah ini.
Rekomendasi Film Indonesia Buat Ditonton di Hari Pahlawan
Bumi Manusia (2019)
Diangkat dari buku karya Pramoedya Ananta Toer yang berlatar zaman penjajahan Belanda. Film ini menyoroti tentang dua individu yang menemukan cinta di tengah konflik kolonial pada awal abad ke-20, yaitu Minke dan Annelies.
Soerabaia '45 (1990)
Melatarbelakangi penetapan 10 November sebagai Hari Pahlawan, yakni Pertempuran Surabaya. Film yang rilis pada tahun 1990 ini juga menampilkan peristiwa-peristiwa dramatis, misalnya perobekan bendera Belanda dan tertembaknya Brigadir Mallaby. Film Soerabaia '45 memvisualisasikan kejadian tersebut secara dramatis dan menghadirkan sudut pandang dari rakyat Surabaya.
Gie (2005)
Mengisahkan tentang kehidupan seorang aktivis mahasiswa Indonesia bernama Soe Hok Gie yang merupakan seorang intelektual muda cerdas dan peduli terhadap masalah sosial dan politik di Indonesia pada era 1960-an. Saat memasuki masa dewasa, pergulatan Gie kian rumit. Di lingkungan kampus, tempat yang seharusnya bebas dari pengaruh politik negara, ia malah harus berurusan dengan kepentingan politik partai.
